Kupersembahkan untuk jiwa-jiwa yang hilang;
Detik ke- 1 :
Kau nampak biasa saja
Satu dari ribuan orang yang kujumpai malam ini
Satu senyuman dari ribuan senyum yang ku dapati pula
Satu suara dari ribuan suara yang ku dengar
Hingga satu hati mulai melirikmu.....
Detik ke- 2 :
Ku buka catatanku
Ku cari nomor ponselnya
Ku temukan.
Tapi. . .
Jariku tak mampu menyentuh 12 digit nomor itu secara urut.
Detik ke- 3 :
Leonard Kleinrock sang
pencipta internet
Sir tim Berness-lee sang pencipta www
Matt Mullenwek sang pencipta wordpress
Mark Elliot Zuckenberg sang pencipta facebook
Jack Dorsey sang pencipta twitter
Chad Hurley, Steve Chen, Jawet Karim sang pencipta youtube
Dan Evan Williams, Meg Hourihan sang pencipta blogger
Terima kasih
Karna kalian
Aku lebih mengenalnya.....
Detik ke- 4 :
Matahari & Bulan memancarkan terang untuk dunia
Tutur kata dan tingkahlakumu memancarkan terang untuk jiwaku
Detik ke-5 :
Kamu beda
Aku suka
Detik ke- 6
Ada ada aja
Semuanya terasa indah bersamamu
Detik ke- 7
Senyum manismu
tiada pernah hilang dalam bayangku
Senyum yang
membuatku selalu ingin di dekatmu
Entah kapan aku
bisa melihat senyummu itu. . . .
Detik ke- 8
Kenapa diam?
Aku bingung
Sesuatu yang dimulai dari ke-bingung-an, hasilnyapun
mem-bingung-kan
Bukan aku bingung dengan perasaanku
Lalu?
Aku bingung cara mengungkapnya
Kau yakin?
Tuhan telah mengatur kutub utara dan selatan dengan sempurna
Apa kita bisa menjadi 2 kutub itu?
Kenapa tidak?
Jarak kedua kutub itu teramat jauh
Kedua kutub itu mempunyai ikatan yang sangat kuat. Tak peduli jarak
dan waktu. Seperti magnet, pada dasarnya kedua kutub itu adalah satu.
Aku yakin.
Yakin apa?
Aku yakin. Telah menemukan lahan untuk menebar benih cintaku
disana. Apakah benih dan lahan itu bisa terajut sampai alam tiada?
Lahan itu dan alam sama. Sama-sama menjaga dengan sempurna benih
yang telah tertanam.
Hatiku benar-benar telah memilihmu.
Akupun juga . . .
Detik ke- 9 :
Lisanku hanya bisa berucap indah namamu
Mataku hanya bisa memandang cantik wajahmu
Telingaku hanya bisa mendengar nyaring suaramu
Hidungku hanya bisa mencium harum keringatmu
Pijakanku hanya bisa mengarah pada bayangmu
Meski itu semua kurasakan
melintasi jarak dan waktu
Detik ke- 10 :
I Miss U. . . .
Istaqoituki. . . .
I Love U. . . .
Ukhibbuki. . . .
Kapan kita berjumpa ????????????????????????????????????????
Detik ke- 11 :
Aku terpaksa tunduk padamu ratuku
Jiwaku kan selalu bersamamu
Tidak ada lagi kata “tidak” untukmu
Duhai ratuku. . . .
Kamu benar-benar telah menutup pintu hatiku
Kusembahkan jiwaku yang suci ini untukmu
Detik ke- 12 :
Cinta memang
butuh pengorbanan
Tidak hanya itu
Cinta butuh
kesabaran dan kesetiaan
Detik ke- 13 :
Rasa curiga sesekali hinggap di fikiran
Membuatku lemah dan serba salah
Tak banyak hal yang bisa kulakukan
Selain diam membisu
Detik ke- 14 :
Kecemburuan mulai mengusik hatiku
Perasaan cinta mulai membuat batasan dan aturan
Membatasi diriku, juga dirimu
Bukan seperti aturan pada undang-undang
Apalagi syariat agama
Batasan dan aturan hanya sedikit cara
Untuk lebih menyatukan hati
Detik ke- 15 :
Surgaku
Senja
ini aku sangat merindukanmu
Badanku
lemah
Jiwaku
sepi
Fikiranku
kosong
Hanya
dirimu yang berkutat di otakku
Hanya
namamu yang ada dijiwaku
Hanya
cahayamu yang nampak dihadapku
Kamu
menang
Kamu
telah membuatku mati rasa
Tinggal
rasa sayang padamu yang tersisa
menyelimuti
relung kalbuku
aku
tak tahu
bagaimana
aku membuka tabir ini
semakin
lama
semakin
beku
semakin
kaku
aku
tak berdaya akan dirimu
yang
selalu mengusik tetes-tetes aliran darahku
pesonamu
membuatku tak berkutik
aku
tak sempurna, kamupun tidak
tapi
kuyakin
kamu
akan menjadi pelabuhan hati yang sempurna
untukku
sampai akhir waktuku.........
Detik ke- 16 :
Walau ragamu jauh disana, jiwamu kan selalu ada disini
Dihatiku
Tiada kata seindah “kumerindukanmu”
Tanpa ada lisan bersilat
Dan kita berjumpa
Detik ke- 17
Ratuku....
Ragaku tak bisa menemanimu saat gundahmu disana
Tubuhku tak bisa hadir memberi angin lembut untukmu
Tapi jiwaku kan selalu mengabdi padamu
Walaupun jauh mata ini mencoba menggapai
Detik ke- 18
Satu kata
darimu “apapun hasilnya, aku tetap mencintaimu titik.”
Detik ke- 19
Satu kata
romantis darimu hilangkan beribu luka yang menyiksaku
Detik ke- 20
Ku lukiskan dirimu dalam kata ;
Sekujur tubuhmu bagaikan lukisan terindah
Parasmu ayu bagai bidadari
Bibirmu merona bagai buah manggis yang merekah
Matamu tajam meluluhkan setiap lawan pandangmu
Rambutmu indah bersinar melebihi sinar kejora
Hidung, alis, pipi, telingan, tangan, kuku, kakimu
Semuanya menawan.
Detik ke- 21
Dimanakah engkau wanita yang kupuja
Bagai surya terbit dari timur dan tenggelam di barat
Sebuah kepastian
Sebuah takdir
Sebuah keharusan
Begitu juga dengan pengabdian jiwaku padamu
Detik ke- 22
Bayangmu selalu nampak
Meskipun ragamu entah dimana
Detik ke- 23
Tak peduli harta ataupun tahta
Tak peduli suka maupun duka
Tak peduli apapun
Saat perasaan nyaman telah ada
Apapun akan menjadi indah
Detik ke- 24
Satu tugas yang ku ketahui
Dalam kehidupanku sampai saat ini
Yaitu hanya untuk mencintaimu
Detik ke- 25
Apalah arti kebahagiaan
Jika tidak kurasakan bersamamu?
Detik ke- 26
Bagai sebuah mata air
Hatiku kan selalu mengalir
Mengalir menyebarkan tetes tetes cinta
Alam akan mendapat tetesan itu
Dan kini telah ketemukan tempat untuk menampung semua tetesan itu
Yaitu hatimu
Detik ke- 27
Terlelaplah dalam angan wahai birahiku
Kau yang selalu tampak anggun disepanjang hari
Kini tiba waktumu untuk melepaskan duniamu
Untuk sejenak…..
Kau tetaplah menjadi bunga
Meskipun yang lain duri yang merusak
Apalah arti keindahan
Jika tak
kurasakan bersamamu
Detik ke- 28
Semua pujangga cinta tidak ada yang sepertimu
Satu kata darimu langsung menghujam ditubuhku
Menggetarkan semua detak-detak di persendianku
Detik ke- 29
Puncak
cinta
Bukan
saat mengenal seseorang lalu menggetarkan hati
Bukan
saat berdua dalam waktu
Bukan
saat menjalin cinta kasih
Bukan
saat saling bergandengan tangan
Bukan
saat saling bertatapan
Bukan
saat dalam pelukan
Bukan
saat terbuai manisnya ciuman
Bukan
saat bersetubuh, orgasme
Bukan.
Bukan itu
Puncak
cinta akan terasa
Ketika
dua insan saling menghargai
Ketika
dua insan telah menjalin hubungan resmi
Ketika
dua insan saling mengisi
Menjalin
cinta dengan dasar kasih sayang
Hingga
menjadi sakinah, mawadah, warohmah.
Detik ke- 30
Aku akan mendekapmu
Penuh cinta
Tanpa ada sedikitpun maksud
untuk menyakitimu
Detik ke- 31
Aku merindumu, ratuku
Jiwa ku tak tahan lagi
Kujaga setiap langkahku
Untuk mengiringi jalan hati
Hingga aku terlelap dalam sepi
aku tahan semua rasa itu
sampai akhirnya menjadi penderitaan
Detik ke- 32
Siapa yang menemaniku dipelaminan nanti?
Jawapannya adalah pada siapa ku bertanya
Detik ke- 33
Saat aku jatuh dan hancur
Kuingat senyummu
Musnahlah jatuh dan hancurku
Detik ke- 34
Orang bilang sia-sia bercinta
Cinta adalah pembohongan
Cinta adalah kematian
Tapi tidak denganmu
Detik ke- 35
Apa yang sedang kau lakukan?
Masih sama kah dengan detik lalu?
Mencintaku?
Kau harus tahu
Hingga sekujur tubuhku terbaring kaku
Aku selalu mencintamu
Detik ke- 36
Aku yang salah
Tanpa sadar jiwaku telah menelantarkanmu dalam kesendirian
Kesunyianmu selalu terasa
Tanpa siapa-siapa
Tiada yang menemani
Kehampaan menyertai setiap detikmu
Aku sadar
Maafkan aku ratuku
Detik ke- 37
Apa itu cinta?
Kebahagiaan menjadi nestapa
Apa itu kasih?
Kebersamaan menjadi perpisahan
Apa itu sayang?
Tiada kebahagiaan dan kebersamaan
Detik ke- 38
Aku atau kau
yang berubah?
Detik ke- 39
Aku ingin abadi
bersanding denganmu.
Detik ke- 40
Kau selalu saja membuang waktu
Membuatku menunggu dengan tingkahmu itu
Apa belum cukup waktu yang ku berikan untukmu?
Apa masih kurang jiwa yang telah ku persembahkan?
Belum cukup juga ragaku menjagamu?
Ahhhh....aku tak peduli
Apapun itu, aku selalu mencintaimu
Detik ke- 41
Jiwa yang hilang jiwa
Jiwa sayang kenangan padamu
Adalah derita disisiku....huaska
Detik ke- 42
Kesempurnaan
cintaku adalah ketika cintamu membunuhku
Detik ke- 43
Panderitaan tak kan pernah abadi
Kecuali titik jenuh tiba
Detik ke- 44
Melayang melewati awan
Melintasi ujung derita
Sekuat apa???
Detik ke- 45
Oh ratuku,
Dengan apa kuyakinkan hatimu
Haruskah ku cabik-cabik hatiku sebagai menu makanmu hari ini
Detik ke- 46
Cintaku berjalan sangat lambat
Tapi kasih sayang darimu berlari begitu cepat
Aku tak sampai mengejarmu
Ku coba
Dan selalu ku coba
Detik ke- 47
Jika waktu bisa terulang
Aku tidak ingin satu abad denganmu
Karna bisa membuatku gila
Gila dengan hatiku padamu
Detik ke- 48
Hujan selalu terun bersamaan
Terkadang diselingi hentakan petir
Bahkan badaipun ikut meramaikan
Api juga selalu bersamaan
Melahap apa saja
Dan menjadikannya api
Kini, ku ragu
Aku dan ratuku tidak bisa seperti hujan ataupun api
Detik ke- 49
Bagaikan roda yang selalu berputar
Tidak selalu di atas dengan kebahagiaan
Di atas penuh dengan kesengsaraan juga akan kudapati
Detik ke- 50
Aku tahu
Kau telah berada di ujung kerisauan
Diombang ambing gejolak kejenuhan
Bersamaku
Tapi jiwaku masih sama
Tidak ingin melepasmu
Detik ke- 51
Kau boleh menghukumku
Aku ikhlas
Silahkan kau bunuh cintaku
Hancurkan harapanku
Kalau itu bisa membuatmu tersenyum
Detik ke- 52
Sampai kapan jantung berdetak?
Aku tak tahu..........
Detik ke- 53
Ujung jariku menari penuh keraguan
Otakku macet tiada berguna
Mulutku tiada bisa lagi mengucap kata indah dihati
Sedang hatiku selalu menyanjungmu
Detik ke- 54
Aku tetap berharap
Benih akan tumbuh dengan makmur di tanah yang subur
Ternyata tidak dengan cintaku
Detik ke- 55
Hidup adalah proses untuk mati
Begitu juga dengan kisah ini
Kita berjumpa adalah proses untuk kita berpisah
Detik ke- 56
Cinta tidak selalu melahirkan kebersamaan
Tetapi kebersamaan akan selalu melahirkan cinta
Detik ke- 57
Dengan kata aku mengenal
Dengan kata aku melukis kerinduan
Dengan kata aku menggores cinta
Dengan kata kita bersama
Dengan kata kita bersatu
Dengan kata kita mengukir kisah
Karena kata telah mempertemukan kita
Karena kata telah memayung rindu
Karena kata telah memulai cinta
Sebab kata kita bersama
Sebab kata kita bersatu
Sebab kata kita mengukir kisah
.............
Detik ke- 58
Kata-katamu mulai asing
Sikapmu mulai berubah
Ada apa?
Masihkah kau padaku?
Aku kan selalu bersamamu
Detik ke- 59
Ketakutan selalu menghantuiku
Tidak lagi bisa ku berfikir jernih
Hanya tentangmu
Tentang kita
Detik ke- 60
Sesuatu telah benar-benar terjadi
Saat jiwa hilang sudah
Dimana hati terluka
Nadi terhambat
Dan dada sangat sesak ku rasakan
Aku diam
Aku tak sanggup mengucap kata lagi
Hanya luapan emosi yang menggunung
Menusuk sampai intisari jiwaku
Ku tertatih
Ingin ku membencimu
Menghapus bayangmu dari hidupku
Tapi aku tak sanggup
Sampai detik ini
Detik terakhir
Aku masih ingin selalu mencintaimu
Lagi dan lagi. . . .
Meskipun mulai ku latih juga diriku untuk melepas mimpi-mimpi
bersamamu