AWAL MULA QURBAN
Pemain :
Nabi Ibrahim :Sumantri
Nabi Ismail :Iqbal Majdi
Ilustrasi :Samsul Maarif
Siti Sarah :Moya Shofa
Siti Hajar :Nisaul Muslimah
Jibril :Iman Nugroho
Setan 1 :Liila Rahmawati
Setan 2 :Maela Risqiani
Suku Jurhum :Saefurrahman W.
Suku Jurhum :Amanullah J.W.
Suku Jurhum :Rusdiani S.
Suku Jurhum : Fika Luthfianika
Suku Jurhum : Ifada R.C
Narator : Himatul Aliyah
Puisi :M. Faizal Rizal
Merah . .
.
Darah tertumpah lagi mengalir membasahi tanah
satu tumbang disusul dengan yang satunya..
Terjerembab dan terjatuh.
tanpa daya
namun bukan itu,
bukan…..itu,hanya….
simbolis belaka.
tapi,satu tanya
adakah,
makna yang sama……..
antara,
pengorbananmu dan pengorbanan Ismail dahulu?
Darah tertumpah lagi mengalir membasahi tanah
satu tumbang disusul dengan yang satunya..
Terjerembab dan terjatuh.
tanpa daya
namun bukan itu,
bukan…..itu,hanya….
simbolis belaka.
tapi,satu tanya
adakah,
makna yang sama……..
antara,
pengorbananmu dan pengorbanan Ismail dahulu?
Narator : Lahirnya Ismail dari rahim Siti Hajar ternyata membuat Siti Sarah merasa ada yang berbeda dengan sikap Ibrahim. Siti Sarah tidak kuat merasakan kegundahan hatinya.Siti Sarah meminta pada Nabi Ibrahim a.s. supaya menjauhkan dia dari matanya dan menempatkannya di lain tempat.
Adegan I. Gurun
Pasir.Mekah
Siti Hajar : (merintih dan menangis, memegang kuat-kuat baju Nabi Ibrahim
memohon belas kasihnya). janganlahtinggalkan
saya seorang diri di tempat yang kosong ini suamiku, tiada seorang manusia,
tiada seekor binatang, tiada pohon dan tidak terlihat pula air mengalir.
Ibrahiim : Bertawakkallah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya,
percayalah kepada kekuasaan dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa
kamu ke sini dan Dialah yang akan melindungi dan menyertaimu di tempat yang
sunyi ini.
Siti Hajar : Haruskah saya
berdiam diri disini suamiku?
Ibrahim : Percayalah. Allah
akan selalu menjaga umat-Nya..
(Siti Hajar
melepas kepergian Nabi Ibrahim dengan gejolak jiwanya)
Siti Hajar : Ya Allah, lindungilah
hambamu dari semua mara bahaya. Selamatkanlah dia dan bahagiakanlah
rumahtangganya.
Adegan II.
Rumah Ibrahim. Palestina
Ibrahim : assalamualaikum
Siti Sarah : waalaikumsalam
suamiku, (menangis) maafkan aku suamiku.
Ibrahim : Itu perintah dari
Allah swt. Tidak ada keragu-raguanku untuk menjalankan perintah-Nya. Sekalipun
harus membawa siti hajar ke tempat kosong di tengah padang pasir.
Siti Sarah : tapi itu semua
kemauanku, perasaan gundah hatiku kepadanya.
Ibrahim : kehendak Allah
pasti yang terbaik untuk kehidupan kita semua. Tidak usah menyesal dan
menyalahkan dirimu sendiri. Berdoalah kepada sang pemberi kehendak.
Siti Sarah : bagaimana dengan
kehidupannya?
Ibrahim : Semua sudah ada
yang mengatur, hilangkan kesedihanmu istriku tercinta.
Narator : keadaan yang menyedihkan terjadi pada Siti Hajar dan Ismail, yang
sudah kehabisan bekal untuk meneruskan perjuangan hidup.
Adegan
III.Gurun Pasir.Mekah
(Ismail
menangis.lapar dan kehausan)
Siti Hajar : (menahan lapar.tidak
tega mendengar suara tangis ismail yang semakin habis). Sabarlah anakku,,
( Siti Hajar berjalan melewati bukit Safa dan
Marwa, kadang ia berjalan,..kadang ia berlari sebanyak 7 kali )
(dalam keadaan yang lemas dan tidak berdaya, datanglah Malaikat Jibril hendak menolongnya )
Jibril : Siapakah sebenarnya engkau ini?
Siti Hajar : Aku adalah hamba sahaya Ibrahim
Jibril : Kepada siapa engkau dititipkan di sini?
Siti Hajar : Hanya kepada Allah aku memohon perlindungan
Jibril : Jika demikian, maka engkau telah dititipkankepada Dzat Yang Pemurah Lagi Maha Pengasih, yang akan melindungimu, mencukupi keperluan hidupmu dan tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan ayah puteramu kepada-Nya.
(dalam keadaan yang lemas dan tidak berdaya, datanglah Malaikat Jibril hendak menolongnya )
Jibril : Siapakah sebenarnya engkau ini?
Siti Hajar : Aku adalah hamba sahaya Ibrahim
Jibril : Kepada siapa engkau dititipkan di sini?
Siti Hajar : Hanya kepada Allah aku memohon perlindungan
Jibril : Jika demikian, maka engkau telah dititipkankepada Dzat Yang Pemurah Lagi Maha Pengasih, yang akan melindungimu, mencukupi keperluan hidupmu dan tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan ayah puteramu kepada-Nya.
Narator :
Kemudian dalam
keadaan berbaring, Ismail menginjakkan
kakinya di atas tanah dan segeralah memancur dari bekas telapak kaki itu
air yang jernih dengan kuasa Allah)
(Alangkah gembiranya dan lega dada Hajar melihat air yang mancur itu. Segera ia membasahi bibir puteranya dengan air keramat itu dan segera pula terlihat wajah puteranya segar kembali, demikian pula wajah si ibu yang merasa sangat bahagia dengan datangnya mukjizat dari sisi Tuhan yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan kepada puteranya sesudah dibayang-bayangi oleh bayangan mati kelaparan yang mencekam dada.)
(Alangkah gembiranya dan lega dada Hajar melihat air yang mancur itu. Segera ia membasahi bibir puteranya dengan air keramat itu dan segera pula terlihat wajah puteranya segar kembali, demikian pula wajah si ibu yang merasa sangat bahagia dengan datangnya mukjizat dari sisi Tuhan yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan kepada puteranya sesudah dibayang-bayangi oleh bayangan mati kelaparan yang mencekam dada.)
(Datanglah suku
jurhum ketempat tersebut).
Suku Jurhum :
(Girang). Allahu Akbar Alhahu Akbar Allahu Akbar.
Siti Hajar : Siapakah
saudara-saudara ini?
Suku Jurhum : Kami dari suku jurhum, kalian sendiri siapa?
Keajaiban apa yang telah terjadi?
Suku Jurhum : Darimana asal air ini?
Suku Jurhum : Kalian hanya berdua?
Suku Jurhum : Keajaiban yang luar biasa.
Suku Jurhum :
Cukup! Apa yang sebenarnya terjadi saudaraku?
Siti Hajar : Sudah lama kami
tinggal disini. Sampai saatnya kami merasa hidup kosong.tanpa
akar,pohon,ranting dan daun. Berkat pertolongan Allah, muncullah sumber air
ini.
Suku Jurhum : Mahasuci Allah dengan segala kekuasaanya.
Adegan V. Rumah
Ibrahim.Palestina
Ibrahim : (Bangun tidur) ampuni dan lindungilah hamba-Mu ini ya Allah.apa yang harus hamba
lakukan? (lalu Ibrahim mengunjungi rumah Siti Hajar dan Ismail untuk
menyampaikan mimipinya)
Narator : Nabi Ibrahim pergi ke Makkah untuk mengunjungi dan menjenguk
Ismail di tempat pengasingannya bagi menghilangkan rasa rindu hatinya kepada
putera yang ia sayangi serta menenangkan hatinya yang selalu terlarut bila
mengenangkan keadaan puteranya bersama ibunya yang ditinggalkan di tempat yang
tandus, jauh dari masyarakat kota dan pengaulan umum).
Adegan VI.Rumah
Ismail.Mekah
Ibrahim :
Assalamu'alaikum,...wah sudah besar sekarang kamu nak,
Ismail : Iya Ayah,...ibu memelihara aku dengan baik, bagaimana kabar ayah?
Ismail : Iya Ayah,...ibu memelihara aku dengan baik, bagaimana kabar ayah?
Ibrahim :
(ragu untuk mengutarakan mimpinya).
(Siti
Hajar datang menemui suami dan anaknya).
Ibrahim : (kepada siti hajar) Tolong kamu
pakaikan anak kamu Ismail pakaian yang paling baik dan bagus kerana aku akan
pergi berziarah dengannya.
(datanglah
setan untuk merayu nabi ibrahim)
Setan 1 : Apakah kamu tidak memerhatikan badannya yang gagah, parasnya
yang tampan dan perilakunya yang santun?
Ibrahim
: itu semua benar, Ismail anak yang
sholeh
Setan
2 : Kenapa kau tega menyembelihnya?
Siapa yang akan meneruskah perjuanganmu?
Ibrahim : Allah takkan melenyapkan agama-Nya.
Setan
1 : Bagaimana tidak lenyap kalau kau
menyembelihnya? Ismail anak tunggalmu.
Ibrahim : Ya, tetapi aku telah diperintah oleh Tuhanku untuk
menyembelihnya.
(setelahSiti Hajar memakaikan pakaian yang paling cantik kepada Ismail,
memberinya minyak rambut, lalu menyisir rambutnya. Kemudian, Nabi Ibrahim a.s.
pergi bersama Ismail dekat dengan kota Mina. Dia juga membawa tali dan pisau
yang tajam.)
Siti
Hajar : semoga keselamatan selalu menyertai
wahai suami dan anakku.
(Usaha
merayu Ibrahim gagal. Setan mencoba merayu siti hajar)
Setan 2 : Bagaimana boleh kamu hanya duduk-duduk sahaja, sedangkan Ibrahim
pergi dengan anak kamu dan hendak menyembelih anak kamu?
Siti
Hajar : Jangan berdusta! Aku tahu seorang ayah
tidak akan sanggup menyembelih anaknya sendiri!
Setan
1 : Suami kamu membawa pergi anak kamu
sambil membawa tali dan pisau. Dia mengira Tuhannya telah menyuruhnya untuk
itu.
Siti Hajar : Nabi
tidak diperintahkan untuk mengerjakan sesuatu yang sia-sia. Tapi, jika memang
Allah s.w.t. telah memerintahkan perkara itu, aku sendiri bersedia untuk
menurut perintah itu dengan jiwaku. Bukan hanya jiwa, malah anakku rela
kukorbankan demi Allah swt!
(usaha
setan gagal lagi. Tetapi setan selalu berusaha.Dengan mencoba merayu ismail.
Adegan
VII.Tengah perjalalanan.Mekah
Setan
1 : Hai Ismail, kamu nampak
bersenang-senang, sedangkan saat ini ayah kamu membawa tali dan pisau untuk
menyembelih kamu.
Ismail :
Jangan berdusta, hai iblis. Mengapa ayahku hendak menyembelihku?
Setan
2 : Dia mengira bahawa Tuhannya telah
menyuruhnya demikian.
Ismail :
Aku memerhatikan dan mentaati perintah Tuhanku.
(sebelum
setan kembali berucap. Dilemparkan batu tepat dimata setan.setanpun menghilang)
Ibrahim : Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih kamu Maka fikirkanlah apa pendapat kamu?
Ibrahim : Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih kamu Maka fikirkanlah apa pendapat kamu?
Ismail :
Hai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada kamu. Insya Allah s.w.t.
kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.
Ibrahim : Bahagialah aku memiliki seorang putera yang taat kepada Allah, berbakti kepada orangtua dan ikhlas menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah.
(Ibrahimpun memeluk Ismail lalu mengikatnya dan membaringkannya dilantai. Sambil mengasah pisaunya,air matanya menetes, agak lama ia melakukan itu, seakan-akan terjadi pertarungan batin anatar ingin melaksanakn perintah Allah dengan kecintaannya kepada anaknya)
Ismail : Wahai ayahku, lepaskanlah ikatan tali di tangan dan kakiku agar Allah s.w.t. tidak memandang aku sebagai orang yang terpaksa mentaati perintah-Nya. Kemudian letakkan pisau itu di leherku agar malaikat-malaikat tahu bahawa putera Ibrahim a.s. telah mentaati perintah Allah s.w.t. dengan ikhtiar (pilihan sendiri dan secara sukarela).
Ibrahim : Bahagialah aku memiliki seorang putera yang taat kepada Allah, berbakti kepada orangtua dan ikhlas menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah.
(Ibrahimpun memeluk Ismail lalu mengikatnya dan membaringkannya dilantai. Sambil mengasah pisaunya,air matanya menetes, agak lama ia melakukan itu, seakan-akan terjadi pertarungan batin anatar ingin melaksanakn perintah Allah dengan kecintaannya kepada anaknya)
Ismail : Wahai ayahku, lepaskanlah ikatan tali di tangan dan kakiku agar Allah s.w.t. tidak memandang aku sebagai orang yang terpaksa mentaati perintah-Nya. Kemudian letakkan pisau itu di leherku agar malaikat-malaikat tahu bahawa putera Ibrahim a.s. telah mentaati perintah Allah s.w.t. dengan ikhtiar (pilihan sendiri dan secara sukarela).
(Lalu, Nabi Ibrahim pun menelentangkan kedua-dua tangan Ismail dan kedua kakinya yang tanpa ikatan serta memalingkan wajahnya ke tanah lalu menekankan pisau dengan sekuat tenaganya. Namun dengan izin Allah s.w.t., ternyata pisau itu tidak boleh memotong leher Ismail)
Ismail : Wahai ayahku, kekuatan kamu menjadi lemah kerana kamu masih menyimpan cinta kamu untukku. Oleh kerana itulah, kamu tidak boleh menyembelih aku.
(Lalu Nabi Ibrahim a.s. memukulkan pisau itu pada batu dan batu itu pecah menjadi dua)
Ibrahim :Hai pisau, engkau mampu membelah
batu itu, tetapi mengapa engkau tidak mampu memotong leher anakku?
Jibril : wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah Kami membalas orang-orang yg berbuat kebajikan.Sembelihlah kambing sebagai ganti engkau menyembelih anakmu. Allah sudah menerima ketaatanmu, pahala dan kebaikan akan senantiasa menyertaimu.
Jibril : wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah Kami membalas orang-orang yg berbuat kebajikan.Sembelihlah kambing sebagai ganti engkau menyembelih anakmu. Allah sudah menerima ketaatanmu, pahala dan kebaikan akan senantiasa menyertaimu.
Ibrahim : La ilaaha illallaahu Allahu Akbar.
Ismail :
Allahu akbar wa lillahil hamdu.
Narator : Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa Ismail telah diselamatkan itu,
Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor kambing yang telah tersedia
di sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh beliau dengan parang yang
tumpul di leher puteranya Ismail itu. Dan inilah asal permulaan sunnah
berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Aidiladha di
seluruh pelosok dunia.
Sekian.
terima kasih, ini membantu saya
ReplyDeleteOk,sangat membantu
ReplyDeleteTerimakasih sangat membantuku:v
ReplyDeleteUuwwaaww kok bafus kali kan aku yang buat
ReplyDeleteMaasyaaa'Alloh, saya sedang akan membuat naskah drama seperti ini. Jazaakalloh khoir,ini sangat membantu..
ReplyDeleteIjin mengambil buat acara dimasjid saya.. Mdh2an jdi amal jariyah.. Aamiin
ReplyDeleteterima kasih saya jadi bisa pentas
ReplyDelete