Ujian Nasional : perlu/tidak?
Ujian Nasional yang dilakukan secara rutin oleh setiap lembaga
pendidikan di Indonesia di masing-masing tingkatan ternyata banyak mengalami
kegagalan yang cukup fatal.
Sebagai tes yang dilakukan untuk menguju kompetensi siswa, ujian
nasional ternyata mengalami kecacatan. Dari dinas pendidikan yang lambat dalam
pendistribusian soal, maraknya pembocoran soal yang menjadi ajang bisnis bagi
oknum tertentu sampai pada terjadinya tawuran antar pelajar yang notabenya
adalah peserta ujian nasional.
Hal tersebut tentunya menjadi tamparan yang keras buat pendidikan
di Indonesia. Ada apa sebenarnya dengan pendidikan di Indonesia? Pendidikan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa atau pendidikan untuk menyengsarakan
kehidupan bangsa?
Ujian nasional yang diperlakukan sebagai salah satu kriteria
kelulusan dengan persentase sebanyak 40 % ternyata belum juga menjadi civitas
pendidikan tenang. Masih banyak guru yang berkerja dengan tambahan waktu hanya
untuk persiapan ujian nasional. Siswa sekolah yang kehilangan waktu bemainnya
hanya untuk membolak-balik buku-buku yang dijadikan bahan ujian nasional.
Sungguh ironis.
Siswa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan
Atas sama-sama merasakan itu. Merasakan kesibukan yang mejadi tanggung jawab
sebelum meninggalkan bangku kelasnya.
Jika keberadaan ujian nasional menjadikan siswa termotivasi lebih
untuk belajar, itu sedikit menggembirakan. Akan tetapi kalau kita amati,
motivasi itu hanya sejenak berada pada diri siswa. Hanya untuk ujian nasional.
Seandainya motivasi-motivasi itu bisa ditumbuhkan dari awal, dari tingkat yang
paling dasar dan terus dikembangkan, tentu ada atau tidaknya ujian nasional
tidak akan menjadi keresahan bagi kalangan siswa.
Siswa sebagai objek pendidikan disini harus mampu memenuhi
kewajibannya, berusaha menumbuhkan motivasi lebih untuk peningkatan
kompetensinya, baik mompetensi akademik maupun non akademik sehingga pendidikan
bangsa ini semakin ke depan semakin maju, tidak berbanding terbalik
Tidak hanya siswa, pihak lainpun harus ikut serta dalam memperbaiki
pendidikan bangsa, pihak sekolah, orang tua dan masyarakat harus bersinergi
untuk sama-sama membangun tekat pendidikan yang maju. Yang bermanfaat bagi anak
cucu kelak.
Ujian nasional jangan sampai menjadi momok yang menakutkan. Kalau
perlu dihapuskan? Mengapa tidak! Kalau eksistensi dari ujian nasional itu
justru diragukan.
0 comments:
Post a Comment