Friday, April 19, 2013

DIAM


DIAM

Hari ini aku tidak bisa menulis
Imajinasiku hilang
Tidak bisa berkeliaran kemana-mana
Mataku buta
Tidak bisa melihat keadaan alam saat ini
Telingaku tertutup
Tidak bisa mendengarkan teriakan semesta
Mulutku dibungkam
Tidak bisa menyampaikan jeritan hati
Jariku kaku
Tidak bisa bergerak dengan lincah
Kakiku berat
tidak bisa melangkah untuk berekspresi
Nadiku tersumbat
Aliran darahku tidak mengalir
Seperti tulisan-tulisanku
Diam.

Gondang/18/4/2013

Sunday, April 14, 2013

Semangat Juang



satu, dua, tiga
dalam hitungan selalu saja diutamakan
menjadi bahan awal untuk mengajari generasi baru
apakah hitungan itu sedah tepat?

Gondang, 4-4-13

Awal Mula Qurban



Oleh : Nyam Nyoul Arief



Pemain :
Nabi Ibrahim              :Sumantri
Nabi Ismail                 :Iqbal Majdi
Ilustrasi                      :Samsul Maarif
Siti Sarah                    :Moya Shofa
Siti Hajar                    :Nisaul Muslimah
Jibril                            :Iman Nugroho
Setan 1                        :Liila Rahmawati
Setan 2                        :Maela Risqiani
Suku Jurhum              :Saefurrahman W.
Suku Jurhum              :Amanullah J.W.
Suku Jurhum              :Rusdiani S.
Suku Jurhum              : Fika Luthfianika
Suku Jurhum              : Ifada R.C
Narator                       : Himatul Aliyah
Puisi                            :M. Faizal Rizal


Merah  . . .
Darah tertumpah lagi mengalir membasahi tanah
satu tumbang disusul dengan yang satunya..
Terjerembab dan terjatuh.
tanpa daya
namun bukan itu,
bukan…..itu,hanya….
simbolis belaka.
tapi,satu tanya
adakah,
makna yang sama……..
antara,
pengorbananmu  dan pengorbanan Ismail dahulu?

Narator           : Lahirnya Ismail dari rahim Siti Hajar ternyata membuat Siti Sarah merasa ada yang berbeda dengan sikap Ibrahim. Siti Sarah tidak kuat merasakan kegundahan hatinya.
Siti Sarah meminta pada Nabi Ibrahim a.s. supaya menjauhkan dia dari matanya dan menempatkannya di lain tempat.
Adegan I. Gurun Pasir.Mekah
Siti Hajar        : (merintih dan menangis, memegang kuat-kuat baju Nabi Ibrahim memohon belas kasihnya).  janganlahtinggalkan saya seorang diri di tempat yang kosong ini suamiku, tiada seorang manusia, tiada seekor binatang, tiada pohon dan tidak terlihat pula air mengalir.
Ibrahiim          : Bertawakkallah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan Dialah yang akan melindungi dan menyertaimu di tempat yang sunyi ini.
Siti Hajar        : Haruskah saya berdiam diri disini suamiku?
Ibrahim           : Percayalah. Allah akan selalu menjaga umat-Nya..
(Siti Hajar melepas kepergian Nabi Ibrahim dengan gejolak jiwanya)
Siti Hajar        : Ya Allah, lindungilah hambamu dari semua mara bahaya. Selamatkanlah dia dan bahagiakanlah rumahtangganya.

Adegan II. Rumah Ibrahim. Palestina
Ibrahim           : assalamualaikum
Siti Sarah        : waalaikumsalam suamiku, (menangis) maafkan aku suamiku.
Ibrahim           : Itu perintah dari Allah swt. Tidak ada keragu-raguanku untuk menjalankan perintah-Nya. Sekalipun harus membawa siti hajar ke tempat kosong di tengah padang pasir.
Siti Sarah        : tapi itu semua kemauanku, perasaan gundah hatiku kepadanya.
Ibrahim           : kehendak Allah pasti yang terbaik untuk kehidupan kita semua. Tidak usah menyesal dan menyalahkan dirimu sendiri. Berdoalah kepada sang pemberi kehendak.
Siti Sarah        : bagaimana dengan kehidupannya?
Ibrahim           : Semua sudah ada yang mengatur, hilangkan kesedihanmu istriku tercinta.

Narator           : keadaan yang menyedihkan terjadi pada Siti Hajar dan Ismail, yang sudah kehabisan bekal untuk meneruskan perjuangan hidup.

Adegan III.Gurun Pasir.Mekah
(Ismail menangis.lapar dan kehausan)
Siti Hajar        : (menahan lapar.tidak tega mendengar suara tangis ismail yang semakin habis). Sabarlah anakku,,
( Siti Hajar berjalan melewati bukit Safa dan Marwa, kadang ia berjalan,..kadang ia berlari sebanyak 7 kali )
(dalam keadaan yang lemas dan tidak berdaya, datanglah Malaikat Jibril hendak menolongnya )
Jibril                : Siapakah sebenarnya engkau ini?
Siti Hajar        : Aku adalah hamba sahaya Ibrahim
Jibril                : Kepada siapa engkau dititipkan di sini?
Siti Hajar        : Hanya kepada Allah aku memohon perlindungan
Jibril                : Jika demikian, maka engkau telah dititipkankepada Dzat Yang Pemurah Lagi Maha Pengasih, yang akan melindungimu, mencukupi keperluan hidupmu dan tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan ayah puteramu kepada-Nya.

Narator           : Kemudian dalam keadaan berbaring, Ismail menginjakkan  kakinya di atas tanah dan segeralah memancur dari bekas telapak kaki itu air yang jernih dengan kuasa Allah)
(
Alangkah gembiranya dan lega dada Hajar melihat air yang mancur itu. Segera ia membasahi bibir puteranya dengan air keramat itu dan segera pula terlihat wajah puteranya segar kembali, demikian pula wajah si ibu yang merasa sangat bahagia dengan datangnya mukjizat dari sisi Tuhan yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan kepada puteranya sesudah dibayang-bayangi oleh bayangan mati kelaparan yang mencekam dada.)
(Datanglah suku jurhum ketempat tersebut).
Suku Jurhum  : (Girang). Allahu Akbar Alhahu Akbar Allahu Akbar.
Siti Hajar        : Siapakah saudara-saudara ini?
Suku Jurhum  : Kami dari suku jurhum, kalian sendiri siapa? Keajaiban apa yang telah terjadi?
Suku Jurhum  : Darimana asal air ini?
Suku Jurhum  : Kalian hanya berdua?
Suku Jurhum  : Keajaiban yang luar biasa.
Suku Jurhum  : Cukup! Apa yang sebenarnya terjadi saudaraku?
Siti Hajar        : Sudah lama kami tinggal disini. Sampai saatnya kami merasa hidup kosong.tanpa akar,pohon,ranting dan daun. Berkat pertolongan Allah, muncullah sumber air ini.
Suku Jurhum  : Mahasuci Allah dengan segala kekuasaanya.

Adegan V. Rumah Ibrahim.Palestina
Ibrahim           : (Bangun tidur) ampuni dan lindungilah hamba-Mu ini ya Allah.apa yang harus hamba lakukan? (lalu Ibrahim mengunjungi rumah Siti Hajar dan Ismail untuk menyampaikan mimipinya)
Narator           : Nabi Ibrahim pergi ke Makkah untuk mengunjungi dan menjenguk Ismail di tempat pengasingannya bagi menghilangkan rasa rindu hatinya kepada putera yang ia sayangi serta menenangkan hatinya yang selalu terlarut bila mengenangkan keadaan puteranya bersama ibunya yang ditinggalkan di tempat yang tandus, jauh dari masyarakat kota dan pengaulan umum).

Adegan VI.Rumah Ismail.Mekah
Ibrahim           : Assalamu'alaikum,...wah sudah besar sekarang kamu nak,
Ismail              : Iya Ayah,...ibu memelihara aku dengan baik, bagaimana kabar ayah?
Ibrahim           : (ragu untuk mengutarakan mimpinya).
(Siti Hajar datang menemui suami dan anaknya).
Ibrahim           : (kepada siti hajar) Tolong kamu pakaikan anak kamu Ismail pakaian yang paling baik dan bagus kerana aku akan pergi berziarah dengannya.
(datanglah setan untuk merayu nabi ibrahim)
Setan 1            : Apakah kamu tidak memerhatikan badannya yang gagah, parasnya yang tampan dan perilakunya yang santun?
Ibrahim           : itu semua benar, Ismail anak yang sholeh
Setan 2            : Kenapa kau tega menyembelihnya? Siapa yang akan meneruskah perjuanganmu?
Ibrahim           : Allah takkan melenyapkan agama-Nya.
Setan 1            : Bagaimana tidak lenyap kalau kau menyembelihnya? Ismail anak tunggalmu.
Ibrahim           : Ya, tetapi aku telah diperintah oleh Tuhanku untuk menyembelihnya.
(setelahSiti Hajar memakaikan pakaian yang paling cantik kepada Ismail, memberinya minyak rambut, lalu menyisir rambutnya. Kemudian, Nabi Ibrahim a.s. pergi bersama Ismail dekat dengan kota Mina. Dia juga membawa tali dan pisau yang tajam.)
Siti Hajar        : semoga keselamatan selalu menyertai wahai suami dan anakku.
(Usaha merayu Ibrahim gagal. Setan mencoba merayu siti hajar)
Setan 2            : Bagaimana boleh kamu hanya duduk-duduk sahaja, sedangkan Ibrahim pergi dengan anak kamu dan hendak menyembelih anak kamu?
Siti Hajar        : Jangan berdusta! Aku tahu seorang ayah tidak akan sanggup menyembelih anaknya sendiri!
Setan 1            : Suami kamu membawa pergi anak kamu sambil membawa tali dan pisau. Dia mengira Tuhannya telah menyuruhnya untuk itu.
Siti Hajar        : Nabi tidak diperintahkan untuk mengerjakan sesuatu yang sia-sia. Tapi, jika memang Allah s.w.t. telah memerintahkan perkara itu, aku sendiri bersedia untuk menurut perintah itu dengan jiwaku. Bukan hanya jiwa, malah anakku rela kukorbankan demi Allah swt!
(usaha setan gagal lagi. Tetapi setan selalu berusaha.Dengan mencoba merayu ismail.
Adegan VII.Tengah perjalalanan.Mekah
Setan 1            : Hai Ismail, kamu nampak bersenang-senang, sedangkan saat ini ayah kamu membawa tali dan pisau untuk menyembelih kamu.
Ismail              : Jangan berdusta, hai iblis. Mengapa ayahku hendak menyembelihku?
Setan 2            : Dia mengira bahawa Tuhannya telah menyuruhnya demikian.
Ismail              : Aku memerhatikan dan mentaati perintah Tuhanku.
(sebelum setan kembali berucap. Dilemparkan batu tepat dimata setan.setanpun menghilang)
Ibrahim           : Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih kamu Maka fikirkanlah apa pendapat kamu?
Ismail              : Hai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada kamu. Insya Allah s.w.t. kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.
Ibrahim           : Bahagialah aku memiliki seorang putera yang taat kepada Allah, berbakti kepada orangtua dan ikhlas menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah.
(Ibrahimpun memeluk Ismail lalu mengikatnya dan membaringkannya dilantai. Sambil mengasah pisaunya,air matanya menetes, agak lama ia melakukan itu, seakan-akan terjadi pertarungan batin anatar ingin melaksanakn perintah Allah dengan kecintaannya kepada anaknya)
Ismail              : Wahai ayahku, lepaskanlah ikatan tali di tangan dan kakiku agar Allah s.w.t. tidak memandang aku sebagai orang yang terpaksa mentaati perintah-Nya. Kemudian letakkan pisau itu di leherku agar malaikat-malaikat tahu bahawa putera Ibrahim a.s. telah mentaati perintah Allah s.w.t. dengan ikhtiar (pilihan sendiri dan secara sukarela).

(Lalu, Nabi Ibrahim pun menelentangkan kedua-dua tangan Ismail dan kedua kakinya yang tanpa ikatan serta memalingkan wajahnya ke tanah lalu menekankan pisau dengan sekuat tenaganya. Namun dengan izin Allah s.w.t., ternyata pisau itu tidak boleh memotong leher Ismail)
Ismail              : Wahai ayahku, kekuatan kamu menjadi lemah kerana kamu masih menyimpan cinta kamu untukku. Oleh kerana itulah, kamu tidak boleh menyembelih aku.
(Lalu Nabi Ibrahim a.s. memukulkan pisau itu pada batu dan batu itu pecah menjadi dua)

Ibrahim           :Hai pisau, engkau mampu membelah batu itu, tetapi mengapa engkau tidak mampu memotong leher anakku?
Jibril                : wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah Kami membalas orang-orang yg berbuat kebajikan.Sembelihlah kambing sebagai ganti engkau menyembelih anakmu. Allah sudah menerima ketaatanmu, pahala dan kebaikan akan senantiasa menyertaimu.
Ibrahim           : La ilaaha illallaahu Allahu Akbar.
Ismail              : Allahu akbar wa lillahil hamdu.
Narator           Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa Ismail telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor kambing yang telah tersedia di sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh beliau dengan parang yang tumpul di leher puteranya Ismail itu. Dan inilah asal permulaan sunnah berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Aidiladha di seluruh pelosok dunia.
Sekian.

Friday, April 12, 2013

Surat untuk Sang Miskin


Surat untuk Sang Miskin

Beribu luka telah melekat tanpa lara
Di hudupmu mudahnya kehidupan seakan bagaikan sebuah khayal
Yang selalu kau impikan
Dalam nyata kau selalu menghadapi dengan berani
Tak kau pedulikan mulut-mulut lebar
Yang mencoba membungkam telinga
Dan merusak syarafmu
Mereka telah berkicau bak burung merpati
Namun slalu saja kau bungkam dengan sikap rendah hatimu
Teruslah bediri pada pijakan
Jangkan sampai tegoyah angin lalu
Percayalah !
Tuhan selalu besamamu

Gondang, 8 April 2013

Surat untuk Anakku


Surat Untuk Anakku

 Jauh disana kamu berjuang
Disini, dengan serba kurang adanya
Doaku kan slalu menyertaimu
Walaupun manis tak dapat kurasakan
Pahitpun aku iklas menelannya
Hanya untuk kehangatanmu
Aku melepas semua kain tebalku
Hanya untuk makan dan minummu
telah kuhabiskan keringat dingin di sekujur tubuh
itu belum seberapa nak....
kebahagianmu adalah semangat juang bagiku
tanpamu tak bisa kurasakan dinginnya air
juga  terik matahari
jika kamu bersedih
jangan palingkan wajah ke bawah
dan menunduk penuh lesu
tataplah ke atas !
kesedihanmu akan terhapus oleh awan
jika kamu bahagia
jangan palingkan wajah ke atas dengan penuh kesombongan
kebahagiaanmu akan meratapimu
ingatlah selalu kepada sang pencipta
yang telah menciptakanmu
dan menciptakan aku
yang penuh haru

(Gondang, 4-4-13)




Tanpa Judul


Katakan bahwa ini hanya satu dari jutaan mimpi yang kuingat pagi ini
Jika itu benar mimpi aku kan berbahagia
Jika sebaliknya, ini adalah kenyataan hidup
Apa yang harus aku lakukan?
Haruskah aku melawan?
Atau aku diam saja
EntahlahTuhan sudah mengatur semuanya
Termasuk hal yang aku hadapi ini adalah satu dari jutaan kerikil yang sedikit melukai telapak kaki
Itu belum seberapa
Aku tahu
Orang lain banyak yang lebih beruntung
Tapi lebih banyak juga yang hancur
Sudah saatnya aku mendewasakan diri
Mencoba melawan arus
Yang itu lebih baik
Harapan
Atau selalu ikut arus yang tak tau ujungnya
Sampai laut atau entah nyangkut di got tetangga
Lebih baik melawan
Dengan setitik harapan dan cita
Tiada mungkin takut kan melanda
Walau sering tejatuh
Seperti semut ketiban gajah
Hal yang mengerikan
Atau juga bisa menjadi membahagiakan
Nasib yang menentukan
Aku kering
Siapa yang mau memberikan sedikit air kehidupan
Untuk menambah masa-masa bahagiaku
Walau sesaat

Gondang, 8 April 2013

Burung burung kecil


Burung-burung Kecil

Burung-burung kecil
Sayapmu indah
Kicaumu anggun
Aku ingin sepertimu
Kesederhanaanmu membuat orang-orang takjub
Selaras dengan waktu
Aku semakin kagum kepadamu
Aku iri kepadamu
Dengan kebebasan
Dengan kealamian
Dengan keharmonisan
Aku merindukan itu
Bunga mawar yang indah
Tapi aku takut dengan durimu
Kau pasti akan melukaiki suatu saat
Bunga melati yang harum
Lama-lama kau membangkai
Hidungku tersumbat busukmu
Singa sang penguasa
Kau predator
Pasti akan memangsaku kelak
Cukuplah burung-burung kecil
Aku ingin sepertimu

Gondang, 8 April 2013